Slide Fase-Fase Perkembangan Antropologi
Catatan:Fase I (sebelum 1800)
Fase II (Pertengahan abad ke-19)
Referensi:
Koentjaraningrat, 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Edisi Revisi, Rineka Cipta. Jakarta.
Catatan:Fase I (sebelum 1800)
Terkumpulnya tulisan para musafir, pelaut, pendeta, penerjemah kitab injil, dan pegawai pemerintah jajahan yang berbentuk kisah perjalanan maupun laporan. Tulisan itu banyak memuat tentang adat istiadat, susunan masyarakat, ciri-ciri fisik beragam suku bangsa di luar Eropa.
Sering kita mendengar bahwa orang Eropa seperti Cristhoper Columbus, Amerigo Vespucci • Vasco da Gama • Bartolomeu Dias • Christopher Columbus • Marco Polo • Henrique sang Navigator • Afonso de Albuquerque • Fernando de Magelhaens • James Cook • Walter Raleigh • Hernán Cortés • Gonzalo Jiménez de Quesada • Mereka selain menjelajahi lautan dan mengelilingi daerah-daerah di luar Eropa juga memiliki catatan-catatan penting kondisi dan budaya masyarakat yang dikunjunginya.
Fase II (Pertengahan abad ke-19)
Berdasarkan pandangan bahwa masyarakat Eropa adalah bentuk masyarakat yang tingkat kebudayaannya paling tinggi, maka dilakukanlah pengklasifikasian bahan etnografi sesuai tingkat-tingkat evolusi tertentu. Dengan demikian pada fase ini ilmu antropologi bersifat akademikal dengan tujuan; mempelajari masyarakt dan kebudayaan primitif dengan maksud mendapatkan pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Fase III (Permulaan abad ke-20)
Pada fase ini ilmu antropologi sudah menjadi ilmu praktis dengan tujuan mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapatkan suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks. Dengan tujuan tersebut dapat dipahami bahwa ilmu ini sudah dipergunakan untuk kepentingan kolonial.
Fase IV (sesudah 1930)
Seiring hilangnya suku-suku bangsa primitif dan timbulnya antipati pada kolonialisme, maka pada fase antropologi tidak lagi mengkaji hanya suku bangsa primitif tetapi juga masyarakat pedesaan. Juga bukan dikembangkang untuk kepentingan kolonialisme tetapi untuk pembangunan.
sumber gambar: http://nickogusthiarakbar.blogspot.co.id/2014/01/hubungan-iptek-dengan-kemajuan.html
Referensi:
Koentjaraningrat, 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Edisi Revisi, Rineka Cipta. Jakarta.