Stratifikasi Sosial
Civitas akademika sering mendengar kata "strata", dan istilah dalam level atau jenjang pendidikan di perguruan tinggi juga berbicara tentang "strata" yakni strata satu (S1), strata dua (S2), dan strata tiga (S3). Strata dalam hal ini berbicara tentang level ada yang di atas dan ada yang di bawah. Sehingga kemudian ada yang menyebut sebagai kelas atas dan kelas bawah. Ketika kata strata ini dibawa ke dalam masyarakat, maka akan membeicarakan tentang orang-orang yang berada di atas dan yang berada di bawah.
Jika dicermati bersama atau jika dipelototi dan kita berikan label berwarna-warni kepada orang-orang disekeliling kita, kemudian yang merah di atas, kuning di tengah dan seterusnya hingga didapatkan hijau di bawah, maka akan tampak bahwa masyarakat kita berlapis-lapis. Ini juga yang kemudian orang berbicara tentang lapisan sosial. Pertanyaannya bagaimana kita bisa memutuskan bahwa seseorang bisa berada pada posisi lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan yang lainnya? Ini hal terpenting untuk dicermati.
Dasar Stratifikasi
Dalam masyarakat kita ada beberapa hal yang dapat dijadikan indikator bahwa seseorang berada di atas atau berada di bawah dari orang lainnya. Soekanto (2012) menyebut ada empat hal yang dapat dijadikan dasar untuk menggolongkan orang secara vertikal (maksudnya stratifikasi). Keempat itu adalah:
1. Kekuasaannya/jabatan: jika kita perhatikan bahwa beberapa orang memiliki kekuasaan tertentu. Namun apabila kita kaji lebih dalam pandangan Soekanto (2012), dimana kekuasaan diterjemahkan sebagai kemampuan mempengaruhi orang lain, maka pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain. Tentu saja dengan kemampuannya masing-masing, sehingga kemudian kekuasaan seseorang bisa jadi berbeda dengan kekuasaan orang lain, namun juga memungkinkan terjadi kesamaan.
Kekusaan seseorang juga dapat dilihat, siapa yang memiliki kekuasaan lebih luas dan lebih sempit. Jabatan yang lebih tinggi atau lebih rendah antara satu orang dengan orang yang lain. Konsepnya, siapa yang memiliki jabatan/kekuasaan lebih tinggi/luas akan mendapatkan penghargaan masyarakat lebih dibandingkan mereka yang kekuasan/jabatannya lebih rendah.
2. Harta kekayaan (ekonomi): kekayaan seseorang juga bisa dicermati sehingga kita tahu siapa lebih kaya atau lebih banyak hartanya antara satu orang dengan yang lainnya. Kendaraan yang dimiliki, rumah yang mewah dan megah, perhiasan yang banyak, pakaian yang selalu berkelas, dan seterusnya. Lebih bagus lagi ketika seseorang sering dan banyak-banyak mentraktir kawan-kawannya, tentu dia akan mendapatkan perhatian dan penghargaan lebih dibandingkan yang lainnya (bagian terakhir ini silahkan coba anda akan mendapatkan keajaibannya). Artinya, semakin kaya seseorang akan semakin dihargai dan dihormati, bahkan ketika orang super kaya melakukan kesalahan bisa jadi masyarakat enggan berurusan atau sungkan untuk melakukan komplain dan sering memaklumi, kecuali kesalahannya sudah sangat keterlaluan.
3. Pendidikan: Konsepnya sederhana, siapa yang pendidikannya lebih tinggi akan semakin dihargai dan dihormati di masyarakat. Dahulu guru dianggap orang yang tinggi pendidikannya, sehingga masyarakat banyak berkonsultasi meminta pendapatnya yang sangat berharga. Kemudian sangat wajar apabila masyarakat sangat menghargai dan menghormatinya. Kini, dalam hal pendidikan hampir semua masyarakat sederajat dan berpendidikan tinggi, sehingga guru pun bisa dianggap sama dengan yang lainnya. Kadangkala dalam sebuah gampong banyak masyarakat yang memiliki pendidikan lebih tinggi dari guru di gampong itu. Dengan demikian, ada kemungkinan penghormatan masyarakat terhadap guru bukan lagi karena posisinya yang memiliki pendidikan lebih tinggi, namun bisa jadi karena jasanya terhadap anak-anak mereka atau jasanya terhadap masyarakat.
4. Kesalihan/kehormatan: Kesalihan ini biasanya berkaitan dengan akhlak atau moral seseorang. Maksunya, seseorang yang memiliki moral yang baik akan dihargai dan dihormati dari yang lainnya. Soekanto (2012) orang yang menjadi cikal bakal sebuah gampong dijadikan contoh sebagai orang yang dihargai karena memiliki nilai kehormatan sebagai orang pertama dan dijadikan panutan bagi warga yang datang berikutnya. Sebuah contoh menarik kajian seorang mahasiswa sosiologi yang melakukan penelitian skripsi di sebuah gampong di Nagan Raya. Seorang perempuan yang berpendidikan tinggi, memiliki pekerjaan yang baik akan mendapatkan mahar perkawinan yang tinggi. Akan tetapi bagi perempuan yang sudah hamil sebelum menikah, terlebih tidak ketahuan ayah bakal bayi, akan mendapatkan mahar perkawinan yang kecil, bahkan bisa sangat kecil. Tentu hal ini belum tentu berlaku pada semua masyarakat. Namun yang ingin dimunculkan disini adalah bahwa tingkat moral yang tinggi akan mendapatkan penghormatan dan penghargaan yang tinggi dari masyarakat.
Sifat Stratifikasi
Stratifikasi sosial ada yang bisa berubah dan ada juga yang tidak berubah. Artinya seseorang bisa mengalami perubahan strata. Misalnya seseorang oleh karena kekayaannya yang banyak dia mendapatkan strata teratas di masyarakatnya. Tiba-tiba terjadi kebakaran sehingga hartanya habis dan ludes dilahap api, jadilah ia seseorang yang miskin karena sudah tidak memiliki apa-apa. Dengan demikian strata seseorang bisa berubah. Adapun sifat stratifikasi menurut Soekanto adalah:
Stratifikasi sosial ada yang bisa berubah dan ada juga yang tidak berubah. Artinya seseorang bisa mengalami perubahan strata. Misalnya seseorang oleh karena kekayaannya yang banyak dia mendapatkan strata teratas di masyarakatnya. Tiba-tiba terjadi kebakaran sehingga hartanya habis dan ludes dilahap api, jadilah ia seseorang yang miskin karena sudah tidak memiliki apa-apa. Dengan demikian strata seseorang bisa berubah. Adapun sifat stratifikasi menurut Soekanto adalah:
1. Terbuka (siapa saja bisa mendapatkan posisi teratas, dasarnya adalah harta, kekuasaan/jabatan, kesalihan).
2. Tertutup (tidak semua orang bisa mendapatkan posisi teratas. contohnya kasta pada masyarakat Hindu)
3. Campuran keduanya di atas (Dalam hal tertentu bisa mendapatkan posisi teratas, pada hal tertentu lainnya tidak bisa mendapatkan posisi teratas).
Nah.., stratifikasi ini sangat mempengaruhi seseorang dalam berhubungan antara satu dengan lainnya. Seseorang bisa sangat menghargai orang lainnya dan di satu sisi kurang menghargai yang lainnya hanya karena perbedaan strata itu. Hal ini disebabkan penghargaan masyarakat terhadap seseorang bisa meningkatkan prestisenya, dan jika berlebihan seseorang yang diberikan penghargaan bisa menjadi lebih angkuh dari sebelumnya.
Untuk itu silahkan dipikirkan bagaimana kira-kira fungsi stratifikasi sosial bagi masyarakat!!