Sabtu, 02 Maret 2013

Observasi atau Pengamatan Sebagai Teknik Pengumpulan Data


Ditulis Oleh : Triyanto Cakra Adi



Observasi atau Pengamatan sering dipergunakan dalam pengumpulan data pada sebuah penelitian. Pengamatan sangat penting dilakukan, hal ini bukan saja karena kemampuan yang terbatas pada setiap peneliti dalam wawancara, tetapi juga untuk menjamin kredibilitas data.  Penggunaan teknik pengumpulan data dengan pengamatan ini banyak digunakan peneliti khususnya dalam penelitian kualitatif.

Mengutip Guba dan Lincoln, Moleong memberikan alasan-alasan mengapa seorang peneliti menggunakan pengamatan dalan pengumpulan data penelitian sebagamana berikut :
Pertama, teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. Bukankah pengalaman adalah guru yang terbaik atau setelah melihat baru percaya? Tampaknya pengalaman langsung merupakan alat yang ampuh untuk mengetes suatu kebenaran. Jika suatu data yang diperoleh kurang menyakinkan, biasanya peneliti ingin menanyakannya kepada subjek, tetapi karena ia hendak memperoleh keyakinan tentang keabsahan data tersebut, jalan yang ditempuhnya adalah mengamati sendiri yang berarti mengalami langsung peristiwanya.
Kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.

Ketiga, pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang proposional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.

Keempat, sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang dijaringnya ada yang keliru atau bias. Kemungkinan keliru itu terjadi karena kurang dapat mengingat peristiwa atau hasil wawancara, adanya jarak antara peneliti dan yang diwawancarai, ataupun karena reaksi peneliti yang emosional pada suatu saat. Jalan yang terbaik untuk mengecek kepercayaan data tersebut ialah dengan jalan memanfaatkan pengamatan.
Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. Situasi yang rumit mungkin terjadi jika peneliti ingin memperhatikan beberapa tingkah laku sekaligus. Jadi, pengamatan dapat menjadi alat yang ampuh untuk situasi-situasi yang rumit dan untuk perilaku yang kompleks.
Keenam, dalam kasus-kasus tertentu. di mana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat. Misalkan seseorang mengamati perilaku bayi yang belum. bisa berbicara atau mengamati orang-orang yang berkelainan, dan sebagainya.

Berdasarkan pelaksanaannya Jacob V. menggolongkan observasi  dalam 2 (dua) golongan, yaitu observasi berstruktur dan tidak berstruktur. Dalam istilah lain disebut sebagai observasi formil dan informil (observasi partisipasi). Selain itu Moleong juga membagi dua yakni observasi terbuka dan tertutup. Pada observasi terbuka pengamat disadari keberadaannya oleh subyek yang diteliti. Subyek juga secara sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi. Sedangkan observasi tertutup, pengamat tidak disadari keberadaannya oleh subyek.

Kemudian apa yang diamati ? Berkaitan dengan hal tersebut Sugiono mengutip pendapat Spradley mengenai  penelitian kualitatif sosial  yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas).

1. Place atau tempat yang dimaksud adalah tempat di mana interaksi dalam situasi sosial sedang        berlangsung. 
2. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu.
3. Activity, atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung.




Sumber :
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Berbagai Alternatif Pendekatan. Edisi Revisi

Jacob Vredenbregt, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, cetakan kedua. Penerbit PT. Gramedia Jakarta 1979

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi Cetakan keduapuluhsembilan. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Bandung 2011

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi Penerbit PT. Rineka Cipta Jakarta. 2010

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Cetakan kesatu. Penerbit Alfabeta. Bandung. 2005